Pengertian Sosiologi
Pernahkan kalian berpikir apa sosiologi itu? Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku sosial antara individu dengan individu, individu dengan kolompok, dan kelompok dengan kelompok. Manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah jauh dengan yang namaya hubungan sosial.Karena bagaimanapun hubungan tersebut memengaruhi perilaku orang-orang. Sebagai bidang studi, cakupan sosiologi sangatlah luas.Sosiologi juga melihat bagaimana orang mempengaruhi kita, bagaimana institusi sosial utama, seperti pemerintah, agama, dan ekonomi memengaruhi kita, serta bagaimana kita sendiri memengaruhi orang lain, kolompok, bahkan organisasi.
Tokoh yang pertama kali mengemukakan istilah sosiologi adalah Auguste Comte ( 1798-1857 ) seorang filsuf dari prancis, sehingga Auguste Comte dikenal sebagai BAPAK SOSIOLOGI. Secara etimologis, sosiologi berasal dari dua kata yaitu socious (bahasa latin) yang artinya teman, dan logos (bahasa yunani) yang artinya kata, perkataan atau pembicaraan.Jadi sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara bermasyarakat.
Berikut adalah contoh topik yang dapat dijelaskan dalam bidang sosiologi:
Stratifikasi Sosial: Mempelajari bagaimana masyarakat mengelompokkan individu berdasarkan status sosial, kekayaan, dan kekuasaan, serta dampaknya terhadap kesempatan dan akses dalam kehidupan.
Mobilitas Sosial: Meneliti pergerakan individu atau kelompok dalam struktur sosial, baik secara vertikal (naik atau turun dalam hierarki sosial) maupun horizontal (perpindahan antar kelompok sosial).
Konflik Sosial: Meneliti ketidaksepakatan atau ketegangan antara individu, kelompok, atau kelas dalam masyarakat, serta analisis terhadap akar penyebab, dinamika, dan dampak konflik tersebut.
Identitas Sosial: Mempelajari bagaimana individu mengidentifikasi diri mereka sendiri dalam hubungannya dengan kelompok-kelompok sosial tertentu, serta peran identitas dalam membentuk persepsi, perilaku, dan interaksi sosial.
Keluarga dan Institusi Sosial: Meneliti peran dan fungsi keluarga dalam masyarakat, serta analisis terhadap institusi-institusi sosial lainnya seperti sekolah, agama, dan pemerintahan dalam membentuk struktur dan fungsi sosial.
Globalisasi: Mempelajari dampak globalisasi terhadap struktur sosial, budaya, dan interaksi sosial di berbagai masyarakat, serta analisis terhadap perubahan yang terjadi dalam konteks global.
Gender dan Seksualitas: Meneliti konstruksi sosial dari gender dan seksualitas, serta analisis terhadap peran gender dalam pembagian kerja, kekuasaan, dan kontrol sosial dalam masyarakat.
Sosiologi Agama: Mempelajari peran agama dalam masyarakat, serta analisis terhadap pengaruh agama terhadap norma, nilai, dan interaksi sosial.
Pendidikan dan Mobilitas Sosial: Meneliti hubungan antara pendidikan dengan mobilitas sosial, serta analisis terhadap peran sistem pendidikan dalam reproduksi atau perubahan status sosial.
Kriminalitas dan Kontrol Sosial: Mempelajari faktor-faktor sosial yang mempengaruhi tingkat kejahatan dan cara-cara kontrol sosial yang digunakan oleh masyarakat untuk mengatasi perilaku devian.
Dari sini, banyak pakar yang mendefinisikan sosiologi. Di antaranya:
Sosiologi adalah ilmu yang memelajari fakta-fakta sosial. Yaitu fakta-fakta yang berisikan cara bertindak, berpikir, dan merasakan yang mengendalikan individu.
Sosiologi adalah ilmu yang memelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara beranekaragam gejala sosial (seperti misalnya, gejala ekonomi, gejala agama, gejala keluarga, dan gejala moral).
Sosiologi bertujuan untuk memahami masyarakat sehingga daya tarik sosiologi terletak pada kenyataan yang memungkinkan kita untuk memperoleh gambaran lain mengenai dunia yang sudah kita tempati sepanjang hidup.
Sosiologi adalah ilmu yang bertujuan untuk mengetahui masyarakat dan, dengan pengetahuan itu, seseorang dapat menjelaskan, meramal, serta mengontrol masyarakat.
- WILLIAM F. OGBURN DAN MAYER F. NIMKOFF
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi social.
- SELO SOEMARDJAN DAN SOELAEMAN SOEMARDI
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang memelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.
Pertanyaannya adalah, masyarakat yang seperti apa? Bagian apa yang dipelajari dari sosiologi. “Bagian apa yang dipelajari” ini disebut sebagai objek sosiologi. Untuk menjawab ini, ada beberapa pendapat para tokoh yang bisa menjawabnya:
Dari pengertian sosiologi yang digagas Durkheim di bagian atas, kita bisa tahu bahwa sosiologi memelajari tentang fakta-fakta sosial. Contohnya, hukum-hukum yang mengatur tingkah laku manusia.
Berbeda dengan Durkheim, Webber lebih berfokus pada “tindakan sosial” yang mempertimbangkan perilaku orang lain. Seperti apa itu? Misalnya, kamu dengan sengaja membawa speaker ke tengah jalan. Menyetel musik kencang-kencang, lalu berjoget untuk menarik pehatian orang lain. Itu yang disebut dengan “tindakan sosial” karena kamu dengan sengaja membuat orang lain merespon tindakanmu.Sebaliknya, kalau kamu sedang di jalan, lalu, ketika mendengar dentuman gendang dangdut, kamu refleks berjoget. Nah, itu bukan sebuah tindakan sosial karena tidak berorientasi pada perilaku orang lain.
Mills berpendapat bahwa untuk memahami apa yang terjadi di dunia maupun dalam diri manusia, kita membutuhkan “Sociological imagination” (khayalan sosiologis). Dengan khayalan itu, kita dapat memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, serta hubungan antara keduanya.
Comte berpendapat bahwa ilmu sosiologi terbagi menjadi dua, yaitu statika sosial dan dinamika sosial. Statika sosial adalah sosiologi yang memelajari pola hubungan masyarakat yang bersifat statis (tetap). Misalnya, lembaga atau sistem hukum. Sementara dinamika sosial berarti sosiologi memelajari perubahan sosial dalam masyarakat. Contohnya: globalisasi.
Biografi dan Pemikiran Auguste Comte
Masa hidup Auguste Comte
Ayah Comte, Louis Comte merupakan seorang pejabat pajak dan ibunya, Rosalie Boyer merupakan seseorang yang sangat taat agama.Comte
termasuk seseorang yang dewasa sebelum waktunya. Pasalnya di usia dini
dia harus ikut menentang republikanisme dan skeptisisme yang terjadi di
Perancis.Comte
kemudian masuk sekolah pada 1814 di Paris. Sekolah tersebut dulunya
untuk melatih insinyur militer namun kemudian diubah menjadi sekolah
umum untuk pengetahuan umum.Hanya
bertahan dua tahun, Comte harus berpindah sekolah pada 1816. Di sana
tempat baru Comte mendapatkan ilmu pengetahuan matematika dan
jurnalistik.Comte
juga menghabiskan waktu dengan membaca buku filsafat dan sejarah.
Dirinya sangat tertarik dengan para pemikiran beberapa tatanan dalam
sejarah manusia.
Di
Paris, Comte mendapatkan seorang teman yaitu Henri de Saint Simon.
Seorang reformis sosial Perancis dan salah satu pendiri sosialisme.Comte dan Saint Simon memiliki pemikiran yang sama. Bahkan beberapa artikel dari Comte diterbitkan oleh Saint Simon.Seiring berjalannya waktu, Comte merasa berbeda tujuan terlebih mengenai sudut pandang dan latar belakang ilmiah.Akhirnya Comte memutuskan untuk tidak bekerja sama dengan Saint Simon.Tahun
1826 Comte mulai melakukan pengenalan ilmu sistem filsafat positif.
Bahkan pada 1828 hingga 1829 dirinya berhasil mempublikasikan filosofi
positif pada sebuah buku yang berjudul Cours de Filsafatie Positif.
Dari tahun 1832 hingga 1842 Comte merupakan seorang pengajar dan penguji di beberapa sekolah.
Namun pada tahun-tahun terakhir dirinya bertengkar dengan pihak sekolah dan harus kehilangan pekerjaannya.
Comte
menikahi Caroline Massin pada 1825 namun pernikahan itu kandas di tahun
1842. Kehidupan Comte kemudian didukung penuh oleh murid-muridnya di
Perancis.Comte menghabiskan waktunya dengan menyusun beberapa karya besar lainnya. Bahkan dirinya menyelesaikan formula sosiologinya.Seluruh
karyanya menekankan moralitas dan kemajuan moral sebagai pengetahuan
dan upaya manusia. Sekaligus memberikan penjelasan tentang pemerintahan
atau organisasi politik yang diperlukan.Tulisannya
kemudian diteliti dan disebarkan secara luas di seluruh Eropa. Banyak
intelektual yang kemudian menerjemahkan dan mengumumkan karyanya.Comte meninggal dunia karena penyakit kanker yang dideritanya pada tahun 1857.
Dilingkungannya,
Comte terkenal dengan pribadi yang keras kepala dan egois. Namun hal
itu diseimbangkan dengan semangatnya untuk kesejahteraan manusia melalui
ide-ide pemikirannya.
Dia mengabdikan dirinya tanpa lelah untuk menyebarkan dan mengenalkan paham-pahamnyan dalam upaya meningkatkan masyarakat.
Pemikiran Comte
Bagi Comte pengembangan pengetahuan manusia baik perseorangan maupun secara keseluruhan, melalui tiga zaman.Baginya perkembangan menurut tiga zaman ini merupakan hukum yang tetap.
Zaman
ini manusia percaya bahwa dibelakang gejala-gejala alam terdapat kuasa
adikodrati yang mengatur fungsi dan gerak gejala tersebut.Di sini orang-orang percaya bahwa mereka berada pada tingkatan yang lebih tinggi dari pada makhluk-makhluk insan biasa.Pada zaman teologis ini dibagi menjadi tiga, yaitu animisme, politeisme, dan monoteisme.
Pada
zaman ini manusia hanya sebagai tujuan pergeseran dari tahap teologis.
Sifat yang khas adalah kekuatan yang tadinya bersifat adi kodrati,
diganti dengan kekuatan yang memiliki pengertian abstrak, yang
diintegrasikan dengan alam.
Ini
dianggap Comte sebagai zaman tertinggi dari kehidupan manusia. Pada
zaman ini, manusia membatasi diri dalam penyelidikannya pada fakta-fakta
yang ada.Atas
dasar observassi dan menggunakan rasionya, manusia berusaha menteapkan
relasi atau hubungan persamaan sesuai urutan yang terdapat antara fakta.
Sejarah perkembangan sosiologi
Sosiologi didirikan oleh orang-orang Yunani kuno. Awalnya merupakan bagian dari filsafat sosial.Karena pada waktu itu pembahasan tentang masyarakat hanya berkisar pada hal-hal yang menarik perhatian umum saja, seperti perang, konflik sosial.Dalam perkembangannya pembahasan masyarakat meningkat lebih mendalam, seperti tentang susunan kehidupan yang diharapkan, norma-norma yang harus ditaati oleh seluruh anggota masyarakat.Dalam buku Sosiologi: Menyelami Sosial di Masyarakat (2007), pada abad ke-19 seorang filsuf asal Prancis bernama Auguste Comte mengemukakan kekhawatirannya atas keadaan masyarakat Prancis setelah pecahnya Revolusi Prancis.
Dampak revolusi tersebut selain menimbulkan perubahan positif dengan munculnya iklim demokrasi juga mendatangkan perubahan negatif.Perubahan negatif berupa konflik antarkelas yang mengarah pada anarkisme di dalam masyarakat.Konflik tersebut dilatarbelakangi oleh ketidaktahuan masyarakat dalam mengatasi perubahan atau hukum-hukum seperti dalam mengatur stabilitas masyarakat.
Dengan kondisi seperti itu, Auguste Comte menyarankan agar penelitian tentang masyarakat ditingkatkan menjadi sebuah ilmu yang berdiri sendiri.Dari sinilah lahir sosiologi sebagai ilmu yang paling muda dalam ilmu-ilmu sosial.Istilah sosiologi dipopulerkan Auguste Comte dalam bukunya berjudul Cours de Philosophe Positive (1830).Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa obyek sosiologi adalah manusia atau masyarakat secara keseluruhan.Sosiologi kemudian menjadi ilmu yang berkembang di Eropa, khususnya di Jerman dan Perancis.
Objek Sosiologi
Pengertian
Sosiologi sebagai ilmu tentang kemasyarakatan menjadikannya memiliki
beberapa objek yang dijadikan sebagai bahan kajian. Ada empat macam
objek kajian dari Sosiologi, yakni material, formal, budaya, dan agama.
Keempat objek kajian tersebut akan dibahas sebagai berikut.
1. Objek Material
Objek
material mencakup tentang gejala-gejala sosial, kehidupan sosial,
hingga proses interaksi yang terjadi antar sesama manusia. Pada objek
ini ditekankan mengenai berjalannya interaksi diantara masyarakat,
mengenai berhasil tidaknya. Jika interaksi tersebut berhasil, maka akan
terjadi keselarasan hubungan diantara masyarakat. Namun, apabila
sebaliknya maka yang muncul adalah konflik sosial.
2. Objek Formal
Pada
objek formal, manusia menjadi pokok bahasan atau sasaran utama. Dalam
Sosiologi, manusia memang berlaku sebagai makhluk sosial yang akan
selalu berinteraksi dengan manusia lainnya. Hal ini tidak akan pernah
bisa dihindari karena setiap manusia pasti saling membutuhkan bantuan
dari manusia lainnya atau orang lain. Maka dari itu, perlu untuk
menumbuhkan kesadaran pada diri sendiri apabila merupakan makhluk
sosial.
3. Objek Budaya
Objek
Sosiologi yang selanjutnya adalah budaya. Faktor budaya akan banyak
memberikan pengaruh terhadap interaksi yang dijalankan oleh masyarakat.
Pada lingkungan masyarakat tertentu, pasti ada kebudayaan atau kebiasaan
yang dianut dan dijalankan oleh mereka. Melalui kebiasaan-kebiasaan
tersebut akhirnya muncul hal-hal yang kemudian menjadi budaya atau ciri
khas dari masyarakat tersebut.
4. Objek Agama
Selain
ketiga objek sebelumnya, agama juga menjadi faktor penting yang selalu
dibutuhkan oleh masyarakat. Agama menjadi salah satu hal yang memberikan
pengaruh besar terhadap pola perilaku serta kebiasaan-kebiasaan yang
dilakukan oleh mereka. Selain itu, agama juga bisa menjadi pedoman agar
perilaku masyarakat tidak banyak yang menyimpang sehingga perannya bisa
menjadi pencegah.
Ciri-ciri Sosiologi
Sosiologi sebagai suatu disiplin ilmu tentulah memiliki ciri-ciri
atau karakteristik yang ilmiah. Berikut adalah empat ciri-ciri sosiologi
sebagai ilmu:
- Sosiologi bersifat empiris, artinya sosiologi sebagai ilmu dilandasi
pada observasi kenyataan dan tidak bersifat spekulatif atau
mengira-ngira suatu kebenaran. Jadi kebenaran yang diuji haruslah
berdasar penelitian ilmiah.
- Sosiologi bersifat teortitis, artinya ilmu pengetahuan dibangun
menjadi sebuah teori (abstraksi) yang disusun secara logis untuk tujuan
mencari sebab akibat dari suatu fenomena sosial.
- Sosiologi bersifat kumulatif, artinya disusun berdasarkan
teori-teori yang sudah ada sebelumnya. Sebagai ilmu pengetahuan yang
dinamis, sosiologi berkembang dari teori yang sudah ada, yang kemudian
dikritisi, diperbaiki, agar teori-teori tersebut dapat lebih relevan
mengikuti perkembangan jaman.
- Sosiologi bersifat nonetis, artinya sosiologi mempersoalkan fakta
yang terjadi di masyarakat, bukan tentang baik dan buruknya fakta.
Fungsi-Fungsi Yang Ada Pada Sosiologi
Selanjutnya, pembahasan mengenai fungsi-fungsi yang terdapat pada
soisologi. Untuk lebih jelasnya apa saja fungsi dari ilmu sosiologi
tersebut, berikut beberapa ulasannya yang bisa anda pelajarinya:
1. Pada Perencanaan Sosial
Apa itu perencanaan sosial, merupakan upaya untuk mempersiapkan masa
depan seseorang yang terdapat di dalam masyarakat. Salah satu tujuan
dari perencanaan sosial adalah untuk mengatasi kemungkinan-kemungkinan
yang akan muncul sebab masalah yang terjadi di dalam perubahan yang
terjadi pada masyarakat.
Perencanaan sosial itu lebih bersifat mencegah dan mengantisipasi
serta mempersiapkan untuk kedepannya pada sesuatu yang akan terjadi.
Maka fungsi dari sosiologi pada perencanaan sosial merupakan alat yang
digunakan sebagai mengetahui perubahan pada lingkungan masyarakat.
Selain itu tujuan sosiologi pada perencanaan sosial adalah sebagai
alat yang digunakan untuk mengetahui perkembangan apa yang terjadi di
dalam masyarakat.
Karena sosiologi merupakan ilmu yang menjelaskan tentang hubungan
antara kelompok dengan kelompok serta individu dengan kelompok, maka
perencanaan yang dibuat harus sesuai dengan fakta-fakta yang ada.
2. Pada Penelitian
Tujuan sosiologi pada penelitian adalah untuk bisa memberikan sebuah
gambaran yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan juga kegiatan
penelitiannya membahas tentang gejala-gejala yang ada pada masyarakat.
Maka dengan adanya penelitian, berharap ada solusi-solusi yang bisa
digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial yang ada.Salah
satu fungsi sosiologi dalam penelitian adalah untuk mempertimbangkan
gejala-gejala sosial yang terjadi di masyarakat. Serta untuk memahami
pola-pola dari tingkah laku manusia yang ada dalam lingkungan
masyarakat.
3. Pada Pembangunan
Selanjutnya fungsi sosiologi pada pembangunan adalah untuk memberikan
data-data sosial yang dibutuhkan untuk tahapan perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian pembangunan. Untuk detailnya adalah tahap
perencanaan hal yang diperhatikan adalah hal apa saja yang termasuk
dalam kebutuhan sosial.Untuk tahapan pelaksanaan lebih pada kekuatan sosial yang ada pada
masyarakat serta proses-proses perubahan sosial yang terjadi di
dalamnya. Bagian penilaian adalah untuk menganalisis terkait dengan
dampak dari proses pembangunan yang telah dilakukan.
4. Pada Pemecahan Masalah Sosial
Permasalahan merupakan sebuah dari kesulitan yang muncul dan
membutuhkan solusi sebagai alat pemecah masalah tersebut. Namun masalah
terkadang muncul karena adanya kesenjangan yang terjadi diantara harapan
dan kenyataan yang kita inginkan.Untuk masalah-masalah sosial yang muncul pada masyarakat biasanya
saling berkaitan dengan nilai masyarakat dan lembaga masyarakat. Oleh
karena itu penting untuk mencarikan solusinya, agar tercipta kedamaian
serta keharmonisan di dalam masyarakat tersebut. Maka dengan adanya
sosiologi, kita bisa mempermudah menemukan solusinya.
Untuk memecahkan masalah tersebut terdapat beberapa metode, seperti
metode antisisatif artinya metode bersifat mencegah dan mempersiapkan
sesuatu yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Serta memiliki kemungkinan yang
bisa mengganggu keharmonisan pada masyarakat.Metode resitusif, merupakan metode untuk memberikan apresiasi atau
penghargaan untuk individu yang mematuhi norma dan aturan yang berlaku.
Dan metode repersif, digunakan untuk menimbulkan efek jera kepada para
pelaku-pelaku pelanggaran.
Karakteristik Dasar Sosiologi
Sosiologi
itu sendiri memiliki beberapa karakteristik dasar yang dapat
membedakannya dengan bidang ilmu yang lainnya. Menurut seorang ilmuan
yang bernama R. Lawang (1989), sifat dasar dari Sosiologi yaitu sebagai
berikut :
- Empiris, yang berarti Sosiologi
merupakan sebuah ilmu yang didasari oleh observasi yang masuk akal,
dimana hasilnya bukan sesuatu yang bersifat spekulatif.
- Teoretis,
artinya didalam penyusunan abstraksi, sosiologi dibuat berdasarkan
hasil dari observasi yang konkret di lapangan. Abstraksi biasanya
disusun secara logis dengan menjelaskan hubungan sebab-akibat sehingga
menjadi sebuah teori yang mudah dipahami.
- Komulatif,
artinya sebuah sosiologi disusun berdasarkan dari teori-teori yang
sudah ada, yang selanjutnya diperbaiki, diperluas, sehingga mampu
menguatkan teori-teori yang sudah ada.
- Nonetis,
artinya sebuah pembahasan dari suatu masalah yang ada dalam sosiologi
tidak perlu mempersoalkan tentang baik atau buruknya masalah tersebut,
namun lebih tertuju untuk menjelaskan masalah secara mendalam.
Hakikat Sosiologi
- Sosiologi merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional.
- Sosiologi
adalah sebuah ilmu sosial, bukan ilmu pengetahuan alam ataupun ilmu
pasti, karena yang dipelajari didalamnya yaitu gejala-gejala dari
kemasyarakatan.
- Sosiologi termasuk kedalam disiplin ilmu
kategori, bukan merupakan sebuah disiplin ilmu normatif, karena
sosiologi selalu membatasi diri dengan apa yang terjadi, bukan apa yang
seharusnya terjadi.
- Sosiologi merupakan cabang ilmu pengetahuan
umum, artinya sosiologi mempunyai beberapa gejala umum yang terdapat
pada interaksi antara manusia.
- Sosiologi juga termasuk salah
satu ilmu pengetahuan yang murni (pure science) dan didalam
perkembangannya, sosiologi menjadi sebuah ilmu pengetahuan terapan
(applied science).
- Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan yang
abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkret. Artinya hal ini menjadi
perhatian karena bentuk dan pola peristiwa didalam masyarakat secara
menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
- Sosiologi
bertujuan untuk menghasilkan pengertian, pola-pola umum, mencari sebuah
prinsip-prinsip dan juga hukum-hukum umum dari sebuah interaksi manusia,
sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur kemasyarakat manusia.
- Sosiologi
merupakan sebuah ilmu pengetahuan umum, yang berarti sosiologi
mempunyai gejala-gejala umum yang terdapat pada interaksi antar manusia
di lingkungan kemasyarakatan.
Penelusuran yang terkait dengan Pengertian Sosiologi
- pengertian sosiologi secara umum
- pengertian sosiologi menurut para ahli
- pengertian sosiologi secara etimologi
- pengertian sosiologi menurut emile durkheim
- pengertian sosiologi brainly
- definisi sosiologi
- sejarah sosiologi
- contoh sosiologi
Post a Comment