Usus Halus ( Intestinum ) - Pengertian Intestinum, Struktur, Fungsi, Enzim
Table of Contents
Mengenal Usus Halus
Sumber Gambar : zenius.net |
1. Usus dua belas jari (duodenum)
Duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum) dengan panjang antara 25-38 cm. Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.
Usus dua belas jari bertanggung jawab untuk menyalurkan makanan ke usus halus. Secara histologis, terdapat kelenjar Brunner yang menghasilkan lendir. Dinding usus dua belas jari tersusun atas lapisan-lapisan sel yang sangat tipis yang membentuk mukosa otot.
Di dalam usus dua belas jari, dihasilkan enzim dari dinding usus. Enzim tersebut diperlukan untuk mencerna makanan secara kimiawi.
2. Usus kosong (jejunum)
Usus kosong dalah bagian kedua dari usus halus yang berada di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Panjang usus kosong pada manusia dewasa berkisar 1-2 meter. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
Usus halus melakukan hampir 90% proses penyerapan nutrisi dari makanan yang dicerna. Makanan yang telah dipecah di dalam usus dua belas jari akan dipecah lagi menjadi partikel-partikel yang lebih kecil sehingga mudah diserap oleh tubuh. Di bagian jejenum, makanan akan mengalami proses pencernaan secara kimiawi dengan bantuan enzim-enzim yang dihasilkan oleh usus halus.
3. Usus penyerapan (ileum)
Usus penyerapan adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, usus penyerapan memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, kemudian dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
Di dalam usus penyerapan pula terdapat banyak lipatan atau lekukan yang disebut jonjot-jonjot usus (vili). Vili berfungsi memperluas permukaan penyerapan, sehingga makanan dapat terserap sempurna.
Selain berfungsi menyerap nutrisi makanan yang belum diserap pada proses sebelumnya, ileum juga berperan dalam mengatur katup ileosekal agar tidak terjadi refluks dari usus besar ke usus halus.
Fungsi Dari Usus Halus atau Intestinum
Seperti yang kami jelaskan di atas, fungsi utama usus kecil adalah
menyerap dan mencerna makanan dari lambung. Namun, setiap bagian dari
usus kecil memiliki fungsi tertentu, yaitu:
- Duodenum berfungsi memecah komponen dari lambung menjadi komponen yang lebih kecil sehingga dapat digunakan oleh tubuh.
- Usus kosong (jejunum) digunakan untuk pencernaan dan penyerapan berbagai komponen, terutama air, karbohidrat, protein dan vitamin serta komponen lipofilik lainnya.
- Penyerapan usus (ileum), digunakan untuk menyerap garam, vitamin B dan komponen nutrisi yang tidak diserap oleh jejunum
Struktur Dari Intestinum
Usus kecil memiliki struktur yang sama dengan organ pencernaan
lainnya seperti lambung. Struktur usus kecil terdiri dari 4 dinding
berikut (dari luar ke dalam):
- Lapisan Serosa
Merupakan lapisan luar pembuluh
darah, getah bening dan saraf. Lapisan serosa usus kecil terdiri dari
jaringan ikat yang ditutupi dengan peritoneum visceral. Lapisan serosa
memiliki rongga kecil yang melepaskan cairan serosa, yang bertindak
sebagai pelumas untuk pergerakan otot.
- Lapisan Otot
Lapisan
otot di usus kecil adalah lapisan otot polos yang bekerja tanpa
sepengetahuan kita. Ada 2 jenis serat otot, yaitu serat otot memanjang
dan serat otot melingkar. Kombinasi kontraksi kedua jenis otot ini
menyebabkan peristaltik usus, yang berfungsi untuk memecah makanan dan
membawanya lebih jauh ke organ pencernaan.
- Lapisan Submukosa
Dalam bentuk lapisan jaringan
ikat longgar yang mengandung pembuluh darah, getah bening, saraf dan
selaput lendir. Pembuluh darah di lapisan submukosa usus kecil memainkan
peran penting dalam sirkulasi makanan yang diserap.
- Lapisan Selaput Lendir
Lapisan mukosa terdiri
dari sel-sel epitel sederhana dan jaringan ikat tipis. Lapisan lendir
memiliki sel piala yang dapat menghasilkan lendir. Lendir ini adalah
sekresi semua kelenjar di usus kecil. Lapisan, yang produksinya
dipengaruhi oleh hormon sekresi dan enterocirin, sering disebut sebagai
cairan usus.
Fungsi Usus Halus dalam Mencerna Makanan
Sebelum memasuki usus halus, makanan yang Anda konsumsi dihancurkan melalui proses mengunyah. Saat proses mengunyah, produksi air liur meningkat guna membantu melembutkan makanan. Hal ini bertujuan agar makanan mudah ditelan dan mengandung enzim untuk memecah makanan menjadi nutrisi yang mudah diproses usus.
Setelah itu, makanan yang sudah dikunyah ini turun ke lambung. Di dalam lambung, makanan kemudian dihancurkan dan dipecah dengan cairan asam dan enzim yang dihasilkan lambung, hingga menjadi cairan atau pasta. Kemudian, makanan tersebut siap diproses di usus halus.Sesampainya di usus halus, makanan yang telah melalui serangkaian proses tadi akan bertemu dengan enzim dan zat lainnya seperti cairan empedu yang berasal dari sel-sel usus, empedu, hati dan pankreas. Zat-zat ini akan memecah karbohidrat, lemak, dan protein menjadi senyawa yang lebih sederhana, sehingga dapat diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh.
Sebagai contoh, protein dipecah kembali menjadi asam amino agar lebih mudah terserap tubuh. Karbohidrat dipecah menjadi glukosa yang dapat masuk ke dalam aliran darah. Sedangkan lemak, diubah menjadi asam lemak dan gliserol yang lebih mudah diserap tubuh.Lalu, proses penyerapan pun siap dilakukan. Nutrisi yang telah dipecah menjadi zat-zat yang lebih kecil ini, kemudian meluncur ke jonjot-jonjot usus atau vili. Vili terdiri dari jonjot-jonjot usus yang lebih kecil bernama mikrovili. Keduanya bisa meningkatkan luas permukaan usus halus sehingga penyerapan nutrisi lebih mudah dilakukan.Setelahnya, sisa-sisa makanan yang tidak diserap di usus halus akan menuju ke usus besar, untuk kemudian keluar melalui anus.
Setelah itu, makanan yang sudah dikunyah ini turun ke lambung. Di dalam lambung, makanan kemudian dihancurkan dan dipecah dengan cairan asam dan enzim yang dihasilkan lambung, hingga menjadi cairan atau pasta. Kemudian, makanan tersebut siap diproses di usus halus.Sesampainya di usus halus, makanan yang telah melalui serangkaian proses tadi akan bertemu dengan enzim dan zat lainnya seperti cairan empedu yang berasal dari sel-sel usus, empedu, hati dan pankreas. Zat-zat ini akan memecah karbohidrat, lemak, dan protein menjadi senyawa yang lebih sederhana, sehingga dapat diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh.
Sebagai contoh, protein dipecah kembali menjadi asam amino agar lebih mudah terserap tubuh. Karbohidrat dipecah menjadi glukosa yang dapat masuk ke dalam aliran darah. Sedangkan lemak, diubah menjadi asam lemak dan gliserol yang lebih mudah diserap tubuh.Lalu, proses penyerapan pun siap dilakukan. Nutrisi yang telah dipecah menjadi zat-zat yang lebih kecil ini, kemudian meluncur ke jonjot-jonjot usus atau vili. Vili terdiri dari jonjot-jonjot usus yang lebih kecil bernama mikrovili. Keduanya bisa meningkatkan luas permukaan usus halus sehingga penyerapan nutrisi lebih mudah dilakukan.Setelahnya, sisa-sisa makanan yang tidak diserap di usus halus akan menuju ke usus besar, untuk kemudian keluar melalui anus.
Enzim Yang Dihasil Dari Intestinum
- Enzim enterokinase yang mengubah trypsinogen menjadi trypsin.
- Enzim maltase yang mengubah maltosa menjadi glukosa dan galaktosa.
- Enzim sakararase yang mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
- Enzim lipase usus yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserin.
- Enzim erepsin / dipeptidase, yang mengubah pepton menjadi asam amino.
- Enzim disakarase, enzim yang mengubah disakarida menjadi monosakarida.
Penelusuran yang terkait dengan Intestinum Adalah
- intestinum crassum adalah
- fungsi intestinum
- ileum adalah
- duodenum adalah
- kolon adalah
- fungsi usus halus
- nama latin usus halus
- proses pencernaan pada usus halus
Post a Comment